Selasa, 21 April 2015

SUARA PEREMPUAN


Tuhan...


Andaikan aku hidup di zaman Kartini, belum tentu  aku akan mendapatkan hak ku untuk belajar,mendapatkan informasi, menggunakan alat – alat teknologi. Mungkin aku hanya cukup berkomunikasi langsung  dengan orang – orang disekitarku ataupun jika ingin menyapa teman jauh cukup lewat surat menyurat dengan menunggu balasan yang berhari – hari bahkan bermingu - minggu.Harus mengerjakan semua hal secara manual baik memasak, menulis, dan lain – lain. Alat alat yang masih tradisional, permainan anak yang tradisional dan alami, bahkan kesana kemari aku harus jalan kaki ataupun berkuda karena transportasi mesin masih jarang,. Lampu masih menggunakan lilin..mandi kesungai atau sumber, sumur. Semuanya serba OffLine.....Mungkin jika aku hidup di zaman ini, aku mengharapkan kehadiran teknologi yang canggih untuk meringankan kerja dan memberikan kemudahan bagi manusia saat itu. Sehingga manusia bisa menikmati waktu senggang untuk berkumpul keluarga dan intinya mengharapkan teknologi untuk memiliki quality time yang cukup..

Saat aku hidup di zaman ini, Aku sebagai perempuan tentu sudah mendapatkan hak ku : mendapatkan pendidikan, kebanjiran Informasi, mengunakan teknologi canggih, komunikasi dengan orang lain sangat mudah tak perlu menunggu lama bak layak menunggu surat. Bahkan berkomunikasi cyber dunia maya pun bisa...Aku bisa say Hallo dan berteman dengan orang jauh di luar sana hanya lewat aplikasi – aplikasi yang tersedia di Gagdet. Semuanya seperti ajaib yang jauh terasa dekat, hanya lewat sinyal saja. Betapa canggihnya teknologi saat ini bukan..?? Semuanya serasa memudahkan kita untuk selalu ONLine.


Namun Tuhan....kalau aku bisa bersuara...

Kenapa saat ini aku merasa jenuh dengan kecanggihan teknologi yang ada, semuanya terasa instan dan mudah begitu saja.. Tidak ada greget yang dirasakan. Merindukan ketenangan OFF LINE zaman dahulu dan sejenak berhenti ON LINE.Semisal saat orang dahulu ingin berkomunikasi dengan pujaan hatinya.. mereka cukup mengirim pesan, dan ada rasa harap harap cemas, deg degan, bahagia menunggu balesan surat dari sang pujaan hati dengan sabar menunggu balasan berhari hari.... tentu rasanya sangat berbeda dengan zaman sekarang yang serba teknologi hanya melalui pesan singkat SMS, WA,Facebook,BBM dan aplikasi aplikasi lainnya yang tak sampai semenit sudah sampaipada orang yang dituju..lama – lama membosankan.

Selain itu, dengan aplikasi aplikasi ini aku lebih cenderung memperhatikan orang orang jauh diluar sana,aku cenderung berinteraksi dengan orang – orang yang jauh, memusingkan orang yang jauh, hanya dengan lewat gadget, chatting, upload foto dan posting status hanya untuk menunjukkan identitas ku di dunia maya. Kemana – mana membawa gadget seolah tak bisa lepas dari benda yang satu ini. Dari bangun tidur yang dilihat gadget, aktifitas membawa gadget, penghantar tidur juga menggunakan gadget bahkan momen duka meninggalnya relasi masih sempat menggunakan gadget dengan update status di BBM or Facebook. Diri ini serasa tidak sadar dan mengabaikan hal – hal yang dekat dan berada di depan mata kita. Padahal jika kita rasakan semisal Facebook yang kita anggap ilusi memberikan kemudahan untuk melakukan komunikasi dengan lebih baik, namun justru menghadirkan orang anti sosial karena mengisolasi orang dari interaksi antar manusia yang nyata.

Sering aku jumpai orang – orang disekelilingku sendiri, temasuk AKU.. saat makan bersama, tak henti – henti nya kita makan sambil main gadget, membalas chat orang yang jauh dan mengabaikan orang semeja yang ada di depan mata kita. Selain itu, kadang saat kita makan kita foto makanannya dan posting dulu Ex: “foto makanan, berada di restaurant ini bersama ini”. Saat ada komentar aku tak henti – hentinya membalas komennya. Sampai kadang aku lupa dengan orang yang berada di depan ku, atau bahkan lupa membaca doa makan karena asiknya berkecimpung di dunia maya. Inilah budaya cyber yang aku rasakan saat ini..mungkin kalian juga sama. Padahal jika kita mengerti momen makan bersama itu merupakan momen quality time buat seseorang untuk berinteraksi dan berbagi nyata dengan keluarga, pasangan teman yang ada di depan kita. Bukannya malah asik sibuk sendiri mengurusi hal hal yang tak penting tetapi seolah dianggap penting diluar sana.


Oh Tuhan....

Aku tidak bisa membayangkan jika teknologi ini menguasai dan mengalahkan jiwa manusia. Bayangkan saja semisal sebuah keluarga suami, istri dan anak tidak bisa mengendalikan diri dari yang namanya gadget yang semakin hari semakin canggih. Di meja makan semuanya pegang gadget tak ada komunikasi satu sama lain dan sibuk sendiri dengan gadget masing– masing, tidak ada suara tegur sapa satu sama lain, only say hallo, duduk,makan pegang gadget, senyum – senyum sendiri melihat komen dalam gagdet nya. Mau tidur, dalam satu ranjang si suami dan si istri sama – sama pegang gadget, tanpa adanya komunikasi, tanpa berbagi cerita aktivitas hari ini, tentu tidak akan menyenangkan hidup kita jika hanya mengurusi hal – hal yang jauh diluar sana dan mengabaikan orang – orang yang berada di samping kita.  Anak – anak yang tidak mau bermain dengan teman sebayanya.. main layang – layang.. boneka – bonekaan, sepak bola, dan  berbagai permainan anak yang tradisional yangdulu masih ada dan aku alami saat aku masih anak – anak kini lambat laun semakin menghilang tergantikan dengan games – games yang ada di dalam gadget. Tentu anak – anak akan cenderung individual, saraf geraknya tak selincah dengan anak –anak yang bermain interaksi langsung dengan teman sebayanya,tentunya anak akan cenderung tidak memiliki rasa solidaritas dan jiwa sosial yang baik....Sehingga keinginan awal zaman dahulu yang menginginkan teknologi canggih untuk memudahkan manusia untuk lebih memiliki waktu senggang kumpul keluarga tidak bisa dicapai. Karena justru orang sekarang malah lebih sibuk dibandingkan dahulu karena teknologi menuntut pribadi – pribadi untuk bekerja keras untuk mendapatkan hasil yang maksimal.



Tentu ini bukan yang diinginkan bunda Kartini termasuk Aku tidak menginginkannya..

Namun, memang tidak dipungkiri,aku yang hidup di zaman ini tidak bisa begitu saja lepas dari ketergantungan akan gadget. Tidak spontan kita bisa meninggalkan zaman media dan kembali ke zaman batu atau primitif dahulu. Karena manusia pada saat ini telah bergantung dengan kebutuhan teknologi yang ada. Sebaiknya kita sebagai manusia harus membuka mata dengan teknologi agar kita tidak gagap teknologi dan ketinggalan informasi,namun ada kala nya kita paham dan mengerti kapan waktu yang tepat menggunakan gadget dan kapan tidak. Karena tentu tidak semua teknologi memberikan efek negative pada kita, tentu masih ada manfaatnya. Pandai – pandai lah kita sebagai manusia untuk bisa mengendalikan teknologi, jangan sampai kita yang dikendalikan oleh teknologi.


Sebagai perempuan, baik yang hidup di era dahulu dan era saat ini tentu menginginkan kebahagiaan dan ketenangan dengan orang – orang terkasih.. Maka perlu bagi kita sebagai perempuan untuk bisa menempatkan diri dalam segala kondisi dan zaman apapun.Serta manfaatkan momen quality time sebaik – baiknya..

^^ By.Kiki Malika Primadani


“SELAMAT HARI KARTINI BUAT IBUKU DAN PEREPMPUAN – PEREMPUAN INDONESIA

 


KEBANJIRAN INFORMASI

KEBANJIRAN INFORMASI 
Dahulu semua orang mengharapkan teknologi canggih untuk meringankan tugas manusia sehingga seseorang dapat menikmati waktu senggang dan quality time dengan keluarga..
Namun saat ini teknologi telah berhasil menciptakan alat – alat yang mampu memudahkan kerja manusia, seharusnya orang memiliki banyak waktu senggang dibanding dahulu, namun kenyataannya teknologi telah menuntut pribadi – pribadi sekarang untuk lebih bekerja keras untuk mendapatkan keberhasilan yang maksimal.
Bandingkan saja...
Dahulu untuk mendapatkan informasi begitu sulit dibandingkan dengan sekarang, tetapi semangat membaca dan belajar begitu tinggi. Namun, sekarang dengan kecanggihan teknologi yang ada, internet salah satu hasilnya seseorang diberikan kemudahan untuk mengakses dan mendapatkan informasi semaunya. Bahkan dengan membludaknya informasi yang bisa diakses secara mudah, tidak dipungkiri membuat mindset membaca buku hilang. Orang lebih memilih proses instan, tinggal klik dan search semuanya telah keluar jawaban yang kita cari. Walaupun begitu, dengan kemudahan – kemudahan ini kita bisa berbagi semua informasi walaupun belum tentu semuanya benar. Sehingga tidak dipungkiri kita akan adanya rasa kebingungan dengan informasi yang di dapat sepenggal – sepenggal dari internet dan tentunya minat kita untuk membaca buku cenderung berkurang. Karena kita telah ketergantungan dengan internet, apalagi dengan semakin bertambah canggihnya gadget dengan aplikasi – aplikasi yang tersedia tentu sangat memudahkan manusia. Semisal, dari beberapa mahasiswa yang diwawancarai, ternyata mahasiwa sekarang cenderung lebih memilih untuk mendapatkan jawaban tugas dari dosen dengan spontan mengklik di google dan jawabannya langsung ada. Mereka lebih suka yang instan dan tidak suka pergi ke perpustakaan atau toko buku untuk sekedar membaca. Jadi tak heran sekarang penghuni bangsa ini terutama kaum pelajar lebih ketergantungan dengan internet dari pada harus ribet ribet pergi keperpustakaan.

Minggu, 02 November 2014

"Sedikit Tentangku"



KIKI MALIKA PRIMADANI itulah nama pemberian ke-2 orantuaku....
 Di balik namaku itu terkandung arti... Kiki  berasal dari kata hakiki yang artinya jelas dan pasti, Malika dari salah satu diantara 99 nama Allah “Malikal Mulki” Malika = Ratu atau Penguasa, sedangkan Primadani berarti selalu menjadi yang pertama yang selalu diidolakan. Tau lah itu sih kata ayah ibuku...Aku sebagai anak tinggal mengAmini saja..
Aku anak tunggal yang lahir di Probolinggo, 25 Februari 1993, kamis Legi, 3 Ramadhan 1415 H. Beda tempat dan komunitas beda pula panggilannya... Ada yang memangil Kiki, Cici, Lika, Malika, Mal...Yah itulah sebagian keindahan dari namaku yang manis...puji salah satu Prof di kampusku,hiiii
Aku suka bgt yang namanya traveling, apalagi nuansanya back to Nature... hmmmm serasa tenang dengan mengagumi betapa kebesaran Tuhan. Semakin aku tau banyak tempat dan pengalaman, aku semakin merasa kecil dimata Tuhan yang terus menggerakkan batinku tuk selalu beribadah kepadaNya. Aku juga suka dunia Fotografi,Hunting Foto, di Foto,  Editing Foto, Tulis menulis, melihat & memahami Keanekaragaman Kehidupan, suku etnik, ras, Cultural Herritage, serta kehidupan Sosial Masyarakat.
Aku tuh orangnya simple aja dan apaadanya..heee, gak suka pilih pilih teman menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang muda. Tapi perlu diketahui sodara, aku merupakan penggemar buah – buahan lo,, buah apa saja aku suka and kalau gak makan buah sehari aja rasanya gmn gituu... (hee alay). Trus aku gk suka snack, biskuit, roti dan sejenisnya,,, mungkin makan 1 or 2 udah enek. Entahlah dari kecil sampai sekarang tetap aja gak berubah penggemar FRUIT..
Setelah lulus S1 Sastra inggris di UIN Sunan Ampel Surabaya, aku langsung melanjutkan S2 ku di Kajian Sastra dan Budaya Universitas Airlangga. Dengan penuh keajaiban menurutku, Sebelum wisuda S1 aku telah kuliah S2.. padahal teman teman seangkatanku belum bisa langsung s2,Alhamdulillah itu yang patut aku syukuri.. Moga nanti cita – cita yang aku inginkan terkabul and bisa membanggakan ke-2 orangtuaku dan orang orang disekelilingku..
Entah kenapa aku juga suka dunia politik, aku berusaha mengamati politik yang terjadi dan aku suka. Sebagian besar orang membenci and gak mau tau dunia politik, acuh,, dulu aku juga seperti itu,, tapi jika aku tidak tau dunia politik aku tentu tidak bisa membantu mensejahterakan rakyat Indonesia kelak, maklum saja buta harga beras, gula, BBM dan lain lain. Padahal itu semua terjadi karena imbas proses politik yang terjadi... Mungkin ini pendapatku sih,,, kalau ada yang beda pandangan yah gak pa2...heeee
Eitz,, yang aneh aku juga suka musik asli Indonesia, Coba tebak??? Aku suka apa??? dangdut Koplo... heee J Salah satu musik yang aku sukai yah dangdut koplo, Sometimes, ma temen temen diketawain, masa iyah kamu suka dangdut??? Maklumlah dangdut kan identik dengan artis pantura bermodal goyangan sexi.. tp aku mah suka lagunya bikin happy aja dengan hentakan gendangnya,,khas banget.. xixixixiiiii
Selain  musik,, aku juga suka anak kecilll.... lucu and ngegemesin bgt.. entah kenapa,, anak kecil selalu akrab denganku, aku sering gendong sepupuku hingga tertidur,, ibunya nyariin mesti dikamarku. Tapi kalau sama bianatang aku biasa aja,, dibilang gak suka sih enggak juga,, dibilang suka sih enggak... tapi aku gak pernah punya piaraan binatang..heeee
Eh iyah aku kan sekarang umurnya 21,setidaknya aku punya planing ini maksimal 23 nikah,,haaaa. Kenapa coba aku ingin nikah muda.. ???soalnya menurutku sih, kalau aku nikah muda nanti aku gak terlalu tua ini selisihnya dengan anakku, misalnya nih perhitungan matematikanya,, misalnya anakku usianya 20 th,, aku nanti usianya 43-44 tahun,,jadi gak terlalu tua kan untuk membantu anakku mewujudkan cita citanya. Aku masih kuat membantu suamiku menambah finansial keluargaku demi pendidikan anak anak kelak, Selain itu aku masih cukup cantik keriput belum banyak keluar,,heeee. Sebaliknya Jika aku menikah usia tua, anakku usia 25 tahun aku udah tua usia diatas 50an,,, tua bukan??? aku kan masih ingin kuat gendong cucu,cicit juga.. hiiii  Tapi yah semuanya atas ijin Allah, manusia berencana Allah lah penentunya...Tapi sebagai manusia wajib kita mempunyai planing bukan...
Btw, ngomong soal jodoh dan nikah??? emangnya sudah ada pacar??? PD amat sih ni anak... heeee
Aku gak nyari pacar lagi tapi aku nyari suamiii..... hiiiiiiii Kalau soal Cinta... yah ceritanya hanya untuk aku dan suamiku saja yang tau ntar... Yang pasti intinya, Allah itu kadang mengirimkan seseorang yang belum tepat sebelum mengirim orang yang tepat tuk mendampingi  kita selamanya. Tapi dengan Cinta kita bisa belajar mendewasakan diri, menata hati, menegarkan jiwa,,, Intinya gak ada yang sia –sia dalam hidup.. harus kita ambil positifnya tuk melangkah kedepan,,,, Allah semoga menyertai kita,, Semangat,,,heeee

Sahabat Kecilku,,,

Seketika, aku teringat dengan sahabat kecilku dari SD Sobat Kecil “Socil” aku memnggilnya, dia teman perempuanku  yang cukup pintar dan tinggi semampai, tapi keluarganya kurang membuka mata dengan dunia pendidikan. Yah, dia sahabat karibku yang mengerti aku sedari kecil sampai saat ini... tapi sekrang dia sudah menikah dan punya 1 anak, kemarin sepulang dari Surabaya kusempatkan menjenguk putrinya.. Ceritanya begini sodara,,


1) Aku dan dia seangkatan teman SD terus pas setelah uas kelas 6 kita kan rekreasi, tetapi sayngnya keluarga Socilku itu melarang socil ikut rekreasi ke Malang, padahal dr segi finansial yah cukup banget,  Socil cerita sedih kepadaku..aku support dia, dia harus ikut kan Socil udah sisakan uang jajan buat nabung rekreasi, masak gak ikut???? Akhirnya aku sok berani bilang sama bapak socil kalau socil di ikutkan saja om, kan gratis gtu aku bilang padahal yah  hasil tabungan sembunyi2 nya... Aku dan Socil memaksa ortunya,, maklum sahabat karib gk mau terpisah... Yah akhirnya socil diijinkan juga walau tanpa nerima uang jajan , Yeah pokonya diijini,, and semua makanan dan bekalku yang diberi ibuku,,aku putuskan buat dimakan berdua dengan socil..dibagi kasian dia gk bawa apa2....
2)  Pas kita lulus SD bareng Socil dilarang untuk melanjutkan ke salah satu SMPN favorit ditempatku, dia disuruh mondok salaf, tapi Socil gak mau,,Socil memaksa kepada ayahnya untuk sekolah tapi malah gak dihiraukan,hingga akhirnya aku ikut tes masuk k SMPN itu and Socil menemaniku tes tapi dia gak ikut daftar sekolah dia hanya mengantarku.. Di lain sisi Aku senang ketika mendapat urutan 4 terbaik diterima SMPku, tapi aku sedih juga temanku gak sekolah. Bukan karena gak punya biaya tapi karena kolotnya mindset orangtua. Aku berangkat sekolah naik sepeda ontel mengenakan seragam putih biru , Socil selalu menunggu ku di pos kamling yang selalu ku lewati menuju SMPN ku. Saat bertemu denganku, Socil tiba tiba menangis melihatku,, dia memelukku sambil kudengar suara tangisannya bahwa ingin sekali mengenakan seragam biru putih sepertiku,,, akupun ikut menangis sedih melihat nasib sahabatku yang kurang beruntung. Berjalannya waktu, aku sedih melihat Socil gak sekolah sedang aku sekolah, kita terpisah,,, padahal Socil ingin sekali sekolah, dan untuk sedikit mengurangi kesedihannya tiap malam sepulang mengaji disurau aku dan Socil belajar bareng, dia aku ajarin ilmu pelajaran yang tadi diberikan ibu bapak guru di SMP. Socil seneng banget aku bisa berbagi ilmu dengannya...
3)   Saat 2005 aku SMPN baru naik kelas 2 ada program pemerintah SBY  wajib belajar 9 tahun, langsung aku kabari Socil bahwa ada sekolah gratis. Socil senang sekali nebayangin bisa sekolah lagi,tapi saat ingat orangtuanya lagi lagi Socil putus asa. Akhirnya, aku yang sok gdhe menghadap orangtua Socil menceritakan sekolah gratis dan memohon mengijinkan Socil sekolah lg,, tapi orangtuanya tetap tidak mau mengijinkan Socil, akhirnya pendaftaran murid baru di SMP ku pun ditutup. Tiba – tiba Socil kerumah bahwa dia telah membujuk dan meyakinkan orangtuanya , sehingga dia diijinkan sekolah lagi... ups tapi sayang SMP ku telah ditutup pendaftarannya maklum saja SMP favorit banyak peminatnya. Tak ada jalan lain, daripada tak sekolah akhirnya aku dan Socil mengayu sepeda ke MTSN di tempatku berharap pendaftarannya belum ditutup. Alhasil yah sesuai harapan, aku membantu Socil buat lengkapi persyaratan masuk,, and Alhasil Socil keterima di MTS tersebut,, yah walau gak se sekolah lagi yang penting Socil bisa sekolah juga meski dia sekarang jadi adik kelasku.Alhamdullillah
4)   Lulus SMP Aku melanjutkan ke SMA yang sama dengan nama almamater SMP ku. Socil kelas 3 SMP yang persiapan mau UNAS aku selalu berbagi ilmu, cerita, hobbi nari ma Sahabatku ini.Lagi lagi setelah lulus SMP Socil tidak boleh melanjutkan ke tingkat lebih tinggi. Padahal Socil menerima brosur SMA ku, peluang didepan mata dan harapan bisa se-sekolah lagi hangus begitu saja. Yah, Socil disuruh masuk pesantren, tapi aku beri pandangan Socil, aku bilang, kalau ortu kamu ingin kamu masuk pesantren itu gak pa2,,baik buat anak perempuan juga,asalkan kalau bisa kamu mondok sambil sekolah umum, jadi kamu bisa membawa ke-2 ilmu umum dan agama sekaligus. Orangtuaku sebenarnya juga menginginkan aku masuk pesantren seperti sepupuku yang lain di Tambak beras Jombang.Eitz,, tapi aku belum mau, aku masuk sekolah umum saja jadi ortuku gak maksa aku. Socil mengiyahkan saranku dan berhasil menyakinkan orantuanya. Alhasil Socil di Sekolah sambil Nyantri sedang aku tetep di Probolinggo.Kita jarang bertemu lagi karena Socil setahun boleh pulang maksimal 4 x.
5)   Setelah aku lulus SMA aku merantau ke Surabaya, kuliah disalah satu PTN IAIN Sunan Ampel Surabaya yang sekarang menjadi UIN Surabaya. Satu tahun aku di Sby, Socil menghubungiku, dia telah lulus SMA dan berniat mengejar cita cita kecilnya yang ingin jadi POLWAN. Aku mendukungnya, walau ada yang berfikiran kalau jadi polwan otomatis harus buka kerudung,,, tapi sekarang polwan ada ko yang bisa pake kerudung, Apalgi ditempatku belum ada yang jadi POLWAn,, Aku bilang,, kamu harus tunjukkan bahwa perempuan juga bisa mandiri jd orang hebat, apalagi km tinggi semampai, fisik kuat, “aku sih setuju aja kamu jadi apapun yang penting kamu bertakwa,,,jangankan jadi Polwan, jadi Artis_pun asal bertakwa kamu aku dukung” nasehatku sok bergaya dewasa.  Kebetulan juga kampusku, depannya POLDA, and aku punya kenalan disitu informasi tentang pendaftaran dan persyaratan aku terus share ke Socil. Alhasil... Socil daftar juga jd POLWAN sembunyi sembunyi karena dia takut orangtuanya tak setuju. Padahal itu cita-cita yang dia inginkan dari dulu... Setelah tes tahap 1 dan 2 lulus  eh tahap ke-3 orangtuanya lagi lagi menghalangi keinginannya. Socil gak meneruskan,Socil dinikahkan...and Socil agak memberontak kepada Orangtuanya, ANd
 Aku berpesan pada Socil, mungkin ini nasib kamu Cil,, and mungkin ini juga yang terbaik buat kamu, Ingat gak ada orangtua yang ingin anaknya sengsara dan celaka. Kamu gak boleh melawan and memberontak ke kedua orangtua mu,, mungkin ada hal lain yang lebih indah buat kamu nanti...Socil sedih tapi berusaha ikhlas..kita jarang bertemu karena Socil ikut suaminya
6)   Beberapa bulan yanhg lalu.. Aku datang dari Surabaya tuk menjenguk Socil yang baru melahirkan anak pertamanya pas  Idul Fitri 1435 H kemarin, anaknya perempuan namanya “Zahira Fitria Hasanah”, aku sedikit celoteh guyonan ma Socil... “cil iling dirimu pas cilik, mungkin Zahira nanti akan melanjutkan cita cita mu yang tertunda, wujudkan impiannya Cil beri dia pendidikan yang layak cil, Ojo Kardiman “ Kareppa Dibbik Man Menyaman” artinya “Semaunya and seenaknya aja”.. tugas Orangtua Melahirkan, Memberi Pendidikan, dan Menikahkan,,, sebagai Orangtua beri dia(Zahira) kebebasan akan pilihan hidupnya tuk meraih cita – cita,, tapi jangan lupa kita mengontrol dan membimbingnya agar tidak salah jalan, ujarku empat mata... Eh tiba2 Socil nangis terharu memelukku..moga kamu kelak mendapat suami yang soleh dan berilmu manfaat,sabar, serta  tanggungjawab yang intinya TERbaik Menurut Allah, Orangtua dan Kamu sendiri sahabat..amiiiiinnnn
Eh udah2 ini edisi jenguk bayi apa reonian sih,,malu tuh ma Zahira,,haaaaaaa J

Jumat, 31 Oktober 2014

Cukup MENUNGGU

Aku Tak Tau Kenapa Kita Bertemu..
Saat Pertama Mataku Melihatmu,,Ku berfikir
Mungkin Itukah takdir Tuhan Yang Menjawab Doa - doaku..??

 Engkau Datang Dengan Membawa Sejuta Harapan Yang Kuinginkan..
Seolah Memberi Tahu Bahwa Kau Tercipta Untukku
Tapi Sayang Harapan Itu Hampa..

Kau Datang Saat ku Butuh Sandaran Hati
Kau Membuatku Jatuh Cinta Lagi
Tapi Sayang Cinta iTu hanya Cinta Dalam Hati
Yang Tak Pernah Sanggup Kuungkap

Kau Bagaikan Dokter yang Memberiku Air Saat Kudahaga Dalam Cinta
Kau Bagaikan Dokter Cinta Penyembuh Luka Ku
Tapi Sayang Air itu Semu..

Kau Bagaikan Angin Yang Sejukkan Jiwa Ragaku
Ku Bertanya Pada malam " Apakah Kamu Juga Memiliki Perasaan Sama Sepertiku??"
Angin Berlalupun, Tak Memberi Jawaban..

Cinta Sejati Itu Ketika Hatimu & Pikiranmu
Mengatakan Hal Yang Sama DenganKu
Tapi Sampai Detik Ini, Aku Tak Tau  Perasaanmu,,
Kamupun Tak Pernah Berusaha Mendekatiku..

Ah, Sudahlah Mungkin Aku Saja Yang Terlalu Mengharapkanmu
Tapi Kamu TIDAK...


Minggu, 26 Oktober 2014

Cerpen Anak Muda



 
Pagi yang mendung, terlihat gadis cantik jelita yang bernama Riry berjalan kaki menyusuri sungai sambil membawa sepucuk kertas yang bertuliskan “Katamu Aku cengeng, manja, cemburuan dan katamu pula aku gadis yang suka mengeluh”. Lalu dilipatnya kertas itu sampai menjadi miniatur berbentuk perahu sambil berkata “itu tidak benar....!!!”
Setelah itu Riry menghampiri batu besar di tepian sungai yang arusnya lumayan deras lalu dia duduk di atasnya dengan lamunan akan suatu hal yang sangat menusuk dan mencabik – cabik batinnya. Wajahnya yang terlihat murung dan meneteskan air mata di pelupuk pipinya menandakan kesedihan yang teramat dalam terpaut di mimik wajahnya. Serasa ingin berteriak keras akan kegundahan hatinya.
Hujan pun mulai menetes dengan derasnya, Riry tetap saja duduk di atas batu dengan mengingat kata – kata yang sangat menusuk batin yang terlukis indah di ingatan Riry. Hal itu membuat Riry berfikir keras hingga menangis tersedu – sedu. Kenapa laki – laki yang selama ini diharapkan Riry untuk menemaninya berbagi keluh kesah akan  kesedihan dan kebahagiaan menganggapnya suka mengeluh, dan terlebih lagi tak terpikirkan sedikitpun bagi Riry dia akan  memberikan teguran keras seperti itu.
Fikiran curiga, tak percaya dan menganggap semua laki – laki sama penghianatnya muncul dibenak Riry. Riry sedih dan tak tahu mengapa laki – laki malaikat penuntun hatinya selama ini berubah seperti ini.
Roy, itulah sebutan bagi laki – laki itu. Riry menganggap Roy adalah laki – laki yang tepat untuknya, lembut dan bersahaja dari pada lainnya. Lelaki yang semula bisa mengemong,  perhatian, selalu mengingatkan solat, makan, melindungi dan menemani Riry kala suka duka. Drastis berubah menjadi pendiem, cuek, dan menjauhi Riry tanpa alasan yang jelas dan terlebih lagi dia bilang Riry gadis cengeng dan suka mengeluh. Itu tamparan keras buat Riry yang serasa di sayat – sayat perasaannya.
Wajar Riry cerita ma Mas Roy, hanya mas Roy yang Riry percaya selama ini, dengan nasihatnya, dengan pemikirannya yang dewasa. Tapi... Kenapa Mas Roy berubah gini terhadap Riry, Riry tak menyangka kalau curhatnya dulu hanya dianggap wanita yang lemah, sedikit – sedikit mengeluh, padahal Riry hanya butuh teman berbagi, Riry hanya ingin berharap ada seseorang yang bisa mengerti Riry bukan untuk dikasihani seperti ini.
“Riry bukan gadis cengeng, Riry juga gak mau dibilang suka mengeluh” teriaknya  sambil meremas – remas secarik kertas berbentuk perahu itu. Tiba –tiba nafasnya sesak dan Riry pun jatuh terkapar dipinggir sungai.
Tiba – tiba datang seorang pria bernama Yusuf yang tak lain adalah kakak sepupu Riry. Segera dibawanya Riry kerumah sakit terdekat. Setiba di rumah sakit Riry cepat ditangani dokter, kondisinya kritis, Riry bernapas dengan bantuan oksigen, berulang kali detak jantungnya melemah. Hal ini membuat semua keluarganya sedih dan kebingungan atas kondisinya
Memang setelah orangtua Riry kecelakaan dua bulan yang lalu, kejadian itu membuat Riry shock berat dan trauma, dia sering kaget kalau ada sesuatu yang mengejutkannya. Riry yang semula di manja, apapun kebutuhannya selalu dituruti oleh kedua orangtuanya, selain itu, Riry juga jarang mengerjakan pekerjaan rumah yang berat – berat, maklum Riry anak tunggal dan sangat dimanja oleh orangtuanya.
Namun, setelah kecelakaan itu kehidupan Riry berubah, dia harus merawat kedua orang tuanya, mengerjakan segala urusan rumah, dan tak ada lagi waktu bermain dan berkumpul dengan teman – temannya. Aktivitas organisasi di kampusnya di tinggalkan, kegiatan kewirausahaan bersama teman – temannya pun dihentikan, bergabung dengan komunitasnya untuk sekedar bermain pun sudah tak dilakukannya lagi.  Yang ada dalam benak Riry hanya bagaimana caranya orangtuanya bisa kembali normal, maklum setelah kecelakaan itu hutang keluarga Riry dimana – mana, karena harus memenuhi biaya operasi, kontrol, serta beli obat. Di tambah lagi ayah Riry yang menjadi tulang punggung keluarga juga sakit, jadi gak bisa bekerja seperti semula.
Meski demikian Riry ikhlas melakukan semuanya, dengan kondisi yang demikian menuntut Riry  siap menjalani hidup sebagai kepala keluarga. Riry yang sekarang telah berubah menjadi sosok pribadi yang dewasa. Setiap pagi Riry harus kuliah yang pada saat ini masih menempuh semester lima sedangkan sorenya sampai larut malam Riry harus kerja untuk mendapatkan uang buat pengobatan orangtuanya.
Namun dia selalu bersyukur pada Sang Kholik, dan berterima kasih kepada Allah telah memberikan kesempatan  baginya untuk merawat kedua orangtuanya. Bayangkan saja, tiap hari Riry selalu merawat kedua orangtuanya yang berbaring lemah di atas ranjang, sedang Riry harus tidur di bawah, dan sesekali dia harus bangun malam jikalau orangtuanya butuh sesuatu.
Pada saat itu, Riry dekat dengan Roy, dia selalu curhat akan keseharianya. Roy selalu dan selalu memberikan semangat pada Riry. Akhirnya Riry pun jatuh hati pada Roy, dia inspirasi bagi Riry. Masukan dan saran yang Roy berikan buat Riry menjadikan Riry semakin tegar menjalani ujian hidup.
Namun, tak tahu kenapa sikap Roy yang semula sayang terhadap Riry, perhatian dan selalu menemani Riry saat suka maupun duka berubah seratus delapan puluh derajat. Roy berubah menjadi tak peduli, bicara dengan nada sedikit membentak, dan parahnya lagi Roy memberikan sindiran pedas pada Riry. Saat Riry mencoba menghubungi, Roy selalu bilang sibuk lagi ada acara, tidak ada sinyal dan berbagai alasan lainnya.
Riry mengerti sekarang Roy mendapat tugas KKN (kuliah Kerja nyata) di salah satu kota di Jawa Timur. Maklum dia mahasiswa ekonomi bisnis semester akhir. Namun, gak seperti biasanya Roy bersikap demikian, biasanya dia selalu menyempatkan diri untuk memberi kabar pada Riry walau sekedar SMS. Tapi sekarang tak ada sekalipun terdengar dering handphone Riry kalau belum Riry dulu yang SMS Roy.
“Ya Allah, ada apa dengannya? Adakah sikap ku yang salah padanya? Aku janji akan merubah sikap, Riry akan buktikan sama semuanya, meski Riry anak tunggal Riry bukan anak yang manja, Riry bisa mandiri” Tangis Riry dalam doanya...
Tiga hari berlalu, kondisi Riry mulai membaik, dia sudah lepas dari alat bantu Oksigen, dengan penuh kasih sayang orangtua, saudara dan kakak – kakak Riry menunggunya di ruang Bougenvile tempat Riry dirawat. Sehingga dokterpun menyararankan kalau Riry bisa rawat jalan dirumah.
“Gimana kondisi Riry, Dok?” tanya Yusuf
“ Asma Riry hanya kambuh saja, Riry gak boleh berfikir keras dan jangan sampai ujan – ujanan lagi, sekarang kondisinya sudah baikkan, dan boleh dibawa pulang” jawab Dokter Andre
“Terimakasih dok” sahut Yusuf lagi
Setelah keluar dari rumah sakit, kondisi Riry pun mulai pulih kembali, dan Riry mengetahui kalau Roy berubah karena dia mendapat beasiswa ke negeri Cina untuk melanjutkan S2 nya selama dua tahun, Roy gak mau Riry bergantung padanya,maklum selama ini Riry selalu menangis akan masalah yang di hadapinya, Roy ingin melihat Riry jadi wanita yang tegar, gak manja, tak mudah mengeluh akan sesuatu, mandiri dan bisa menjadi kebanggaan ke-dua orangtuanya.
Senin itu Roy mendatangi rumah Riry dan ingin menjenguk Riry, sekalian dia berpamitan akan pergi keluar negeri untuk melanjutkan studinya dalam meraih  mimpinya tuk menjadi seorang businessman sukses untuk meneruskan usaha keluarganya.
“Riry, maafin mas Roy ya,,bukan maksud mas Roy tuk menyakiti Riry, tapi mas ingin mengajarkan Riry untuk hidup lebih mandiri, gak mudah mengeluh, gak mudah patah semangat, dan Riry harus bisa meraih cita – cita Riry untuk menjadi penulis terkenal, dan perlu Riry tahu kenapa selama ini mas gak pernah bilang kalau mas Roy sayang sama Riry, hal itu mas lakukan karena mas Roy gak ingin mengucapkan kata - kata CINTA kesana – kemari. Mas Roy ingin mengucapkan kata Cinta itu kelak hanya pada istri mas Roy seorang, dan mas harap itu adalah RIRY MUSTIKA RAMADANi yang sekarang berada dihadapan mas.” Kata Roy penuh kasih sayang.
Mendengar ucapan itu,air mata Riry menetes seketika karena terharu dengan kata – kata yang diucapkan Roy barusan, Riry menyesal, ternyata kecurigaannya selama ini salah. Riry tak menyangka mas Roy melakukan cara yang begitu manis untuk mengungkapkan rasa sayangnya. Kemudian Roy kembali mengatakan bahwa dia akan pergi melanjutkan studinya ke China selama dua tahun, dan dia berharap Riry akan setia menunggunya sampai dia datang.
“Riry,, mas Roy akan pergi ke China untuk melanjutkan S2 di sana, mas harap Riry akan sabar menunggu mas disini, di saat itulah mas Roy akan membuat Riry jadi Ratu sehidup semati buat mas Roy, Riry bersedia?” tanya Roy penuh harap...
“Iya mas,,, Riry akan sabaar menunggu mas Roy kembali” jawab Riry dengan senyum manisnya.
Setelah salam perpisahan itu Roy telah pergi ke negeri China, Riry dengan kesendiriannya tetap semangat dan setia menunggu Roy, di selang waktu yang singkat itu akhirnya Riry lulus kuliah dengan gelar sarjana sastra serta menjadi sosok penulis terkenal di negeri ini, kehidupannya pun telah berubah, Riry jadi sosok yang di banggakan bagi semuanya, keadaan kedua orangtuanya telah pulih kembali, dan kehidupan ekonominya yang jauh lebih baik dari sebelumnya, serta dengan sikapnya yang mulai dewasa  telah menjadi motivator buat banyak orang. Riry sudah punya club belajar menulis di berbagai daerah di Indonesia.     Riry yang sekarang bukan Riry yang dulu. Riry yang tak cengeng, manja apalagi mengeluh. Tapi, Riry sekarang adalah Riry yang menjadi perempuan hebat dan penuh perjuangan, hal ini tak luput dari semangat dari orang – orang yang menyayanginya. Sambil tersenyum sendiri dan mengingat – ingat sebuah kalimat yang tak pernah Riry lupa di benaknya, itulah kata – kat mas Roy, sudah tak terasa usianya sekarang telah menginjak dua puluh dua tahun.
Waw... “Aku cengeng, manja, cemburu dan aku gadis yang suka mengeluh,!!! Terimakasih mas Roy...” Kata Riry dengan senyuman manisnya.
“Sama – sama sayang...” sahut laki – laki dari balik pintu
Ternyata, laki – laki itu adalah Roy, tak terasa sudah dua tahun lamanya mereka berpisah, Roy telah berubah menjadi pengusaha muda yang sukses dan namanya pun telah tercantum di media cetak maupun massa dan pertemuan itu yang telah di nanti – nanti keduanya. Roy pun telah mengetahui bahwa Riry telah terkenal sebagai Penulis besar yang terkenal ke mancanegara karya – karyanya. Dengan posisi berlutut dan menekukkan kakinya dan membawa sebuah cincin permata yang indah yang di saksikan kedua orangtua Roy dan Riry, Roy berkata :
“Riry..I love You...Will you marry me?” kata Roy dengan penuh harapan
“Yes..of Course” kata Riry sambil meneteskan airmata harunya.
Tak semua kata – kata pedas akan menyakitkan kita, tapi kadangkala kata - kata itu bisa membuat kita terpacu untuk menjadi insan yang lebih baik. Roda memang berputar, ada kalanya kita di bawah, dan ada kalanya kita diatas, semua tergantung bagaimana kita berusaha untuk menjadikannya lebih baik dan bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain..

          The End... ♪…KIKi Malika Primadani